HARIANMERDEKA.ID| Jakarta - Rabu 12 Oktober 2022, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang dipimpin Menko Polhukam masih terus bekerja. Tim telah menemui berbagai pihak di Malang dan Surabaya, untuk menghimpun keterangan, data, dan bukti-bukti penting.
Di Jawa Timur, TGIPF bertemu sejumlah korban luka, dokter yang menangani, saksi mata dari suporter dan pihak lain, perwakilan Aremania, manajemen Arema FC, Panpel, unsur pengamanan dari kepolisian, Brimob, steward, security officer, dan juga unsur TNI.
Tim juga mengunjungi stadion Kanjuruhan dan memastikan kondisi serta fasilitas yang ada, mendapatkan rekaman CCTV, dan selongsong gas air mata yang ditemukan di lapangan maupun darr petugas. Semua barang bukti akan kemudian diolah oleh tim.
Saat ini tim sdh kembali ke Jakarta dan terus menggali keterangan dari sejumlah pihak, diantaranya PSSI, PT LIB, Host Broadcaster, juga dari pihak pemerintah seperti Kemen PUPR, Kemenko PMK, dan Kemensos.
"Saya terus berkoordinasi dengan tim untuk memastikan setiap perkembangan. Pagi hingga siang tadi, tim bertemu dengan Kompolnas dan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), yang akan dilanjutkan dengan pihak- pihak lain hingga nanti malam dan esok", ucap Mahfud MD.
"Dalam waktu dekat, tim akan melakukan analisis dan menyusun berbagai rekomendasi. Tidak hanya utk memastikan fakta2 terkait tragedi Kanjuruhan, tapi jugg rekomendasi perbaikan penyelenggaraan kompetisi sepakbola nasional. Rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencarian Fakta (TGIPF) Kanjuruhan belum dikeluarkan, masih akan didiskusikan hari ini. Tapi bahwa terjadi saling menghindar dari tanggungjawab operasional lapangan antara pihak federasi, pengelola liga, panitia pelaksana, pihak keamanan, hingga penyelenggara siaran, menjadi bukti bahwa penyelengaraan Liga Sepakbola Nasional agak kacau. Membahayakan bagi dunia persepakbolaan kita. Nyawa manusia dibuat pertaruhan karena tak ada jaminan keselamatan yang maksimum,"kata Mahfud MD.
Ini menjadi salah satu perhatian TGIPF untuk mencari akar masalahnya sebagai bahan utk menyusun rekomendasi. Kita juga sdh mendiskusikan dan melakukan crosscheck temuan dengan Komnas HAM. Ada kemungkinan Komnas HAM merekomendasikan sesuatu yang khas sesuai dgn kewenangannya. Apa itu? Nanti saja, biar Komnas HAM yang mengumumkan.
"Temuan TGIPF takkan diumumkan sebelum diserahkan kepada Presiden sebab TGIPF dibentuk dengan Kepres untuk keperluan Presiden. TGIPF akan menyerahkan laporan kepada Presiden Jumat atau Senin mendatang", tutup Mahfud MSD ( https://www.facebook.com/OfficialMahfudMD )
0 Komentar